Sheren Pawitandirogo
Oleh: Dahlan IskanSuatu saat, sang Ibu menelepon Risna. Yakni beberapa bulan setelah Sheren lulus SMA. Sang Ibu marah-marah. Setengah komplain: gara-gara sekolah di SPI, Sheren pindah agama, masuk Katolik.
Sang Ibu mengatakan, kata Risna, akan ke Batu. Akan menarik Sheren pulang ke Madiun.
Risna menjelaskan bahwa Sheren sudah bukan siswa lagi. Sudah lulus. Agar sang Ibu berhubungan langsung dengan anaknyi sendiri.
Itulah telepon terakhir sang Ibu kepada Risna. Isi telepon itu dia ceritakan ke Sheren.
"Sheren memutuskan untuk pulang ke Madiun menemui ibunyi," ujar Risna menirukan reaksi Sheren.
Risna tidak tahu apa yang menyebabkan Sheren pindah agama. Setahu Risna, sampai tamat SMA, Sheren masih Islam. Masih ikut sembahyang berjamaah yang diwajibkan di asrama itu. Ada musala di lantai dua asrama.
Siswa yang Kristen dan Katolik juga wajib ke gereja di hari Minggu. Yang Buddha dan Hindu juga ibadah di luar.
Komposisi siswa di SMA Selamat Pagi Indonesia memang sudah ditetapkan: 40 persen Islam, 20 persen Kristen, 20 persen Katolik, 10 persen Buddha, dan 10 persen Hindu.