Si Cantik yang Akan Ubah Citra Ekstrem
jpnn.com - SEBAGAI organisasi radikal, sepak terjang Harakat al Muqawamah al Islamiyyah alias Hamas dikenal dunia identik dengan kekerasan. Kendati demikian, organisasi yang hampir selalu berkonflik dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) itu ternyata juga mendapat tempat di hati kaum hawa. Salah satunya, Isra Al Modallal.
ANGGUN dalam balutan jilbab, perempuan 23 tahun itu tidak pernah berhenti menebar senyum. Ini memang menjadi pekan yang penting bagi Isra Al Modallal. Sebab, mulai pekan ini dia bakal menjalankan tugas penting sebagai juru bicara Hamas. Ya, dia adalah perempuan pertama yang menduduki jabatan istimewa tersebut. Yakni, menjadi corong organisasi yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat (AS) tersebut.
Meski antusias menjalankan tugas baru tersebut, Modallal tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Sebab, Hamas bukanlah organisasi yang mudah mengundang simpati. Sebaliknya, masyarakat internasional cenderung takut atau malah mengutuk organisasi yang didirikan pada 1987 tersebut. Kini Modallal dengan wajah cantik dan tutur halusnya akan berusaha mengubah citra Hamas yang ekstrem.
’’Saya bukan orang partai atau wakil kelompok politik mana pun. Saya hanyalah warga Palestina biasa,’’ ungkap Modallal seperti dilansir The Guardian Kamis (7/11). Sebagai Jubir Hamas, ibu satu putri itu pun tidak akan banyak berbicara soal politik atau prinsip organisasi radikal tersebut. Sesuai dengan bidangnya, Modallal akan berfokus pada urusan HAM dan kemanusiaan yang berkaitan dengan Hamas.
Berupaya mendekatkan Hamas ke publik, Modallal berencana membuat akun Twitter dan Facebook untuk mempromosikan organisasi yang berkuasa di Jalur Gaza tersebut. Dengan demikian, dia bisa lebih mudah memaparkan kebijakan serta cara pandang Hamas kepada publik. Dia berharap nanti Hamas pun menerima banyak masukan dari publik.
Modallal yang sempat tiga tahun tinggal di Kota Bradford, West Yorkshire Urban Area, Inggris, itu memang punya ketertarikan yang sangat tinggi pada media dan komunikasi. Setelah kembali ke Palestina, dia pun lantas mendaftarkan diri sebagai mahasiswa komunikasi di salah satu universitas Islam di Kota Gaza. Begitu lulus kuliah, dia langsung terjun ke media.
Modallal yang mengawali karirnya sebagai wartawan dan penyiar berita televisi itu sempat berkali-kali bersinggungan dengan Hamas. Semakin mengenal Hamas, dia semakin yakin bahwa organisasi radikal tersebut tidak senegatif anggapan orang. Khususnya negara-negara Barat. Karena itu, saat Hamas meminang Modallal sebagai Jubir, perempuan yang sempat setahun menikmati statusnya sebagai istri itu pun langsung menerima.
’’Saya tidak butuh waktu lama untuk mengiyakan tawaran tersebut,’’ ujar Modallal. Memanfaatkan kemampuannya berbahasa Inggris dan wawasannya tentang dunia Barat, single parent itu optimistis bisa memopulerkan Hamas. Setidaknya, mengikis pandangan miring masyarakat terhadap Hamas. Juga, yang lebih penting, membuat dunia lebih peduli kepada Palestina.