Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Siap Mati untuk Perang, tapi Jangan Sampai Kita Mati Sia-Sia

Selasa, 16 Januari 2018 – 06:10 WIB
Siap Mati untuk Perang, tapi Jangan Sampai Kita Mati Sia-Sia - JPNN.COM
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menyerahkan tali asih kepada keluarga pejuang dalam pertempuran laut Aru pada 15 Januari 1962. Upacara ini berlangsung di KRI Surabaya. Foto: Dispen Koarmatim

Dalam peristiwa itu, Komodor Yos Sudarso yang saat itu menjabat sebagai Deputi Kasal, on board di atas Kapal Perang RI Macan Tutul sebagai Senior Officer Present Afloat (Sopa). Yos bersama 25 awak kapal perang RI Macan Tutul melaksanakan misi operasi Dwikora pembebasan Irian Barat. Namun pada peristiwa tersebut, beliau akhirnya gugur sebagai kesuma bangsa.

Perlu dicatat, KRI Macan Tutul saat itu melakukan patroli sekaligus misi pendaratan bagi sukarelawan asal Irian ke Kaimana berangkat bersama KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Ketiga kapal ini merupakan tipe kapal cepat torpedo yang dimiliki Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) saat itu.

Misi itu merupakan bagian dari Operasi Trikora yang didengungkan oleh Bung Karno pada 19 Desember 1961. Isi seruan itu ialah kibarkan Sang saka Merah Putih di Irian, Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, dan bersiaplah untuk mobilisasi umum guna menjaga persatuan dan kesatuan.

Tabur Bunga

Pada peringatan Hari Dharma Samudra tahun ini, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda Didik Setiyono didampingi Ketua Daerah Jalasenastri Armatim (KDJAT) Ny. Retno Didik Setiyono acara tersebut.

Siap Mati untuk Perang, tapi Jangan Sampai Kita Mati Sia-Sia

Pangarmatim Laksamana Muda Didik Setiyono saat tabur bunga pada upacara Hari Dharma Samudra di atas KRI Surabaya. Foto: Dispen Koarmatim

Peringatan kali ini menggunakan KRI Makassar–590 saat berlayar dari Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (15/1/2018).

Ingat, sejarah mencatat para pejuang kita adalah mereka yang tidak takut mati. Para pejuang saat itu rela mempertaruhkan jiwa dan raganya demi NKRI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close