Siapkan Balon untuk Angkat Ekor Pesawat
jpnn.com - PANGKALAN BUN - Dirops Basarnas Marsma SB Supriyadi menyatakan, posisi ekor pesawat tersebut susah berpindah. Sebab, ekor pesawat itu sudah terbalik dan terjerembap di lumpur. ’’Kemungkinan tergeser arus air sangat kecil,’’ ujarnya di Pangkalan Bun kemarin.
Dugaan kotak hitam masih berada di ekor pesawat juga terdeteksi dari bunyi yang berasal dari underwater locater beacon atau ULB. ’’Tadi pagi penyelam sempat mendengar bunyi, namun suaranya kecil,’’ kata Supriyadi.
Dia berharap hari ini Basarnas masih bisa menjalankan operasi bawah air dengan sasaran yang sama.
’’Semoga besok (hari ini) cuaca dan visibility di laut baik. Dengan begitu, kami bisa maksimal melakukan operasi bawah laut seperti slide scan detector, penggunaan ROV, dan kapal selam penelitian,’’ paparnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menko Maritim Indroyono Soesilo kemarin mendatangi posko Basarnas untuk membahas rencana pengangkatan ekor maupun badan pesawat.
Ada dua opsi pengangkatan yang disiapkan tim Basarnas. Pertama, menggunakan subsurface vehicle. Alat tersebut memiliki alat bantu berupa ’’balon’’ yang bisa mengangkat benda dengan berat hingga 200 ton. ’’Saat ini alat itu sudah ada di Batam dan siap digerakkan kapan saja,’’ kata Indroyono.
Balon tersebut nanti diikat ke ekor pesawat. Setelah itu, balon dikembangkan dengan gas sehingga mampu mengangkat ekor hingga ke permukaan laut.
Skenario kedua menggunakan crane dan kawat sling di kapal untuk menarik ekor pesawat. ’’Mungkin dengan kedalaman hanya 30 meter bisa dengan crane dan sling,’’ paparnya.