Selasa, 08 Juli 2008 – 13:08 WIB
jpnn.com - JAKARTA - Sekitar 150 massa yang tergabung dalam LSM Solidaritas Indonesia Bersatu (SIB) menggelar aksi damai di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (8/7). Namun massa yang sebagian besar terdiri dari anak baru gede ini terpaksa kecewa. Sebab tuntutan mereka untuk bertemu Ketua KPK Antasari Azhari tidak terlaksana. Mereka hanya ditemui staf humas KPK.
"Kedatangan kami ke sini (KPK, Red) untuk menanyakan tindak lanjut dari dugaan kasus korupsi yang melibatkan Gubernur Riau Rusli Zaenal," kata koordinator lapangan Sofian Cholid. Ia mengatakan, pihaknya merasa bahwa kasus yang diduga melibatkan gubernur Riau periode 2003-2008 itu sudah diatur. Ini terlihat dari belum ditindaklanjutinya laporan yang disampaikan oleh LSM SIB. "Padahal kami sudah tiga kali mendatangi KPK untuk menanyakan masalah ini," tukas Sofyan. Ditambahkan, kasus korupsi di Riau juga diduga melibatkan sejumlah pejabat di provinsi itu.
Meski kecewa tidak bertemu Antasari, massa tetap berharap KPK tidak tebang pilih dalam penanganan kasus korupsi di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau. Dalam pernyataan sikapnya, LSM SIB mengungkan, kasus korupsi yang diduga melibatkan Rusli Zaenal antara lain korupsi pengesahan rencana kerja tahunan, korupsi kasus illegal logging dan perusakan lingkungan.
Kemudian persekongkolan dengan pabrik kertas terbesar PT RAAP dan PT Indah Kiat, korupsi proyek K21 tentang pengadaan sapi dan kebun rakyat senilai Rp145 miliar. Lalu korupsi proyek multiyears senilai Rp1,7 triliun dan kasus korupsi 19 uni gedung baru senilai Rp45 miliar.
"Dengan kasus-kasus tersebut, kami meminta KPK segera memanggil dan menangkap Rusli Zaenal serta mengharapkan KPK tidak terpengaruh dengan iming-iming atau intervensi pihak lain," beber Sofyan. (ais)