Siboen Halilintar
Namun, Siswanto punya kendala: tidak bisa bicara. Tidak bisa seperti para YouTuber itu –yang begitu pandai menjelaskan sesuatu.
Siswanto memilih tidak bicara. Ia hanya merekam praktik cara-cara membuka accu.
Namun, bagaimana bisa mengunggahnya ke YouTube? Ia tidak punya Wi-Fi. Lewat kuota di HP tidak akan cukup.
Maka Siswanto ke Balai Desa. Ia tahu di sana ada jaringan. Meski lemot.
Di Balai Desa itulah Siswanto mengunggah tutorial tanpa kata-kata. Tentu harus menunggu jam kerja lewat.
Pukul 16.00 Siswanto mulai mengunggah tutorial pertamanya. Lemot sekali. Baru pukul 22.00 selesai. Untuk konten sepanjang dua menit.
Keesokan harinya, Siswanto ke Balai Desa lagi. Untuk melihat hasilnya. Kaget. Sudah lebih 10.000 orang yang melihatnya. Hanya dalam waktu satu malam.
Siswanto kian bersemangat. Ia tahu kalau sudah melebihi 10.000 sudah bisa menghasilkan uang. Dapat USD 10. Untuk peraturan waktu itu.