Sidang ke-29 ASCC: Belajar dari Covid, Prioritaskan Arsitektur Kesehatan
jpnn.com - Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/ The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting telah terselenggara di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali, pada Senin (8/5).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy selaku pemimpin sidang ASCC memberi pengarahan pada pertemuan tentang berbagai prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
Beberapa isu prioritas yang menjadi pembahasan dalam penyelenggaraan sidang ASCC ke-29 ini, di antaranya perlindungan pekerja migran, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antar desa ASEAN, memperkuat upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif, inisiatif One Health di ASEAN.
Sidang ASCC ke-29 dihadiri oleh Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, yaitu Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam, Haji Nazmi Bin Haji Mohammad; Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos, Suanesavanh Vignaket; Menteri Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia, Dato’ Tiong King Sing; Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Masagoz Zulkifli; dan Menteri Pembangunan Kesejahteraan Sosial Filipina, Rex Gatchalian.
Selain itu hadir juga Sekretaris Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand Anukul Peedkaew; Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Vietnam Nath Bunroeun; Deputi Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial Vietnam Nguyen Ba Hoan; Wakil Menteri Sosial dan Inklusi Timor-Leste, Signi Chandrawati Verdial; serta hadir pula Sekjen ASEAN, Kao Kim Hourn.
Di hadapan para delegasi Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN Menko PMK menerangkan pentingnya empat dokumen keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN, yakni: ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative; ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations; ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers; dan ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network yang akan diajukan untuk adopsi para Kepala Negara ASEAN di KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo.
Prioritas pertama adalah One Health Initiative untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional. Hal ini dilatarbelakangi oleh munculnya Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan krisis multidimensi dan kerentanan kesehatan semakin meningkat. Selain itu, deklarasi One Health Initiative menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan ke dalam sistem kesehatan untuk meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan.
"Melalui adopsi ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini," ujar Muhadjir menerangkan.