SIG Raih Kinerja Positif, Laba Naik jadi Rp 2,499 Triliun
Sejumlah inisiatif strategis tersebut berkontribusi besar pada pencapaian kinerja, yang ditandai dengan peningkatan margin laba menjadi 6,5% dibandingkan pada 2021 yang sebesar 5,6%.
Meski begitu, beban pokok pendapatan terhitung naik 2,9% menjadi Rp 25,701 triliun akibat lonjakan biaya energi seiring dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM, yang berdampak pada kenaikan biaya distribusi.
Menghadapi situasi tersebut, SIG telah melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga jual sepanjang 2022, guna menghindari predatory pricing agar iklim industri tetap kondusif. Inisiatif ini berhasil menjaga pendapatan Perusahaan di level Rp 36,379 triliun.
Sebagai perusahaan solusi bahan bangunan terdepan di Asia Tenggara, SIG siap mempertahankan dominasi pasar melalui optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi.
Saat ini, SIG memiliki pabrik semen terintegrasi yang tersebar di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 31 lokasi, 7 pabrik penggilingan semen, 40 pelabuhan, serta didukung 460 distributor, baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), dan sekitar 70.000 toko ritel di Indonesia.
SIG juga mengelola lebih dari 1.200 jalur transportasi darat dan lebih dari 100 transportasi laut yang menjadikannya sebagai perusahaan dengan jaringan distribusi dan transportasi terluas di Indonesia untuk industri semen.
Bagi SIG, jaringan distribusi yang ekstensif merupakan aset berharga untuk memastikan kelancaran pasokan dan kecepatan pengiriman bahan bangunan ke berbagai wilayah di Indonesia yang berkontribusi pada efisiensi biaya logistik dan peningkatan profitabilitas.
Menjelang tutup 2022, SIG sukses menyelesaikan rights issue dalam rangka konsolidasi dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dengan nilai transaksi fantastis hingga Rp 5,41 triliun.