Silakan Nikmati, Percayalah Semua Ini Durian Jatuh, Haahaa..
Sebab, durian asal Kalimantan Selatan, Palu, dan Bali juga menyerbu masuk. Membanjiri pasar-pasar tradisional, pasar kaget di pinggiran jalan, hingga supermarket.
Meski telah punya nama dan melegenda, tapi market share durian Melak tentu tak sama jika dibanding tiga atau empat dekade lalu. Kian tergerus zaman. Terpinggirkan oleh banyak faktor. Karena harga, kontinuitas pasokan, dan peralihan selera konsumen.
Setidaknya lihatlah apa yang didapati ketika Kaltim Post melakukan survei ke salah satu minimarket ternama di Balikpapan. Tak ditemukan jenis durian dari Melak. Sebagian besar durian yang masuk ke Hypermart berasal dari luar Kaltim; Palu dan Bali. Alasannya melihat dari sisi kualitas dan harga yang terjangkau.
Kepala Divisi Groceries dan Non Food Hypermart Balikpapan Trade Mall Muhammad Fahrur Rosidin mengatakan, untuk pasokan durian pihaknya menggandeng pemasok lokal.
“Kami tidak bisa ambil dari gudang sendiri, karena tidak menjangkau area Kalimantan. Terlalu jauh jaraknya. Bisa matang di peti kemas alias jalan,” ujarnya.
Belum lagi jadwal bongkar-muat di pelabuhan terhitung lama, tidak praktis. Karena itu, butuh jasa pemasok yang mengatur dan menyortir durian hingga tiba di swalayan.
Fahrur bercerita, sebagian besar pemasok lokal di Kaltim mendatangkan durian dari Palu dan Bali. Alur distribusinya, pemasok mengambil langsung durian dari Palu. Kemudian menyortir di gudangnya. Mereka akan memilah lagi mana durian yang dikirim untuk swalayan hingga pengecer. Pihaknya tinggal menjual durian terbaik karena sudah tersortir.
Seluruh produk pertanian yang masuk ke Hypermart, sebutnya memiliki syarat atau aturan seperti petunjuk pelaksanaan (juklak). Misalnya untuk buah-buahan, semua masuk berdasarkan standar diameter atau ukuran tertentu.