Simak nih Pengakuan Mantan Teroris
jpnn.com, BANJARMASIN - Kelompok teroris yang menyebarkan radikalisme masih menjadi ancaman di negeri ini.
Paham radikal disebarkan oleh teroris kepada para anak-anak muda yang notabene tidak memiliki latar belakang pendidikan keagamaan. Karena dengan begitu mereka dapat dengan mudah mempengaruhi.
Pernyataan itu disampaikan Khairil, mantan teroris di Indonesia yang sekarang sudah insaf, yang diajak oleh Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk menjadi nara sumber dalam kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus Dalam Pencegahan Terorisme di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Rabu (9/8).
“Biasanya target mereka adalah orang-orang yang kaget agama, bukan orang yang background dari sekolah agama,” katanya.
Khairil, yang punya beberapa nama alias, yakni alias Umar alias Herman alias Abu Hapsoh, ini mengatakan dirinya sampai terlibat dalam jaringan terorisme karena sebelumnya sudah banyak membaca mengenai paham radikal dari buku-buku maupun film.
Pengetahuan yang didapat itu semakin membakar semangat mudanya untuk ikut bergabung dalam kelompok teroris.
Hingga akhirnya, dia bertemu dengan jaringan kelompok teroris yang mempunyai pengalaman berperang di Afganistan dan Filipina. Mereka kebetulan datang ke Indonesia untuk mengadakan perekrutan terhadap anak-anak baru.
“Setelah bergabung itulah mulai saya mengikuti pengajian-pengajian sifatnya eksklusif, tersembunyi. Materinya bukan umum lagi. Pelatihan ilmu peledakan, militer, persenjataan baik laras pendek, laras panjang dan sebagainya, kalau sudah matang baru dikirim,” tuturnya.