Simon McMenemy, Please Satu Gelar Saja..
Sejauh ini, citra buruk PSSI memang selalu membuat pelatih asing pikir-pikir untuk menukangi timnas. Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono bahkan menyebut PSSI memang masih punya utang. Sampai detik ini, PSSI masih menunggak utang sekitar Rp 30 miliar kepada beberapa pihak.
Parahnya, di antara utang itu, terselip nama Pieter Huistra. Pria dari Belanda tersebut menjadi direktur teknik timnas pada 2015. Sampai saat ini, induk sepak bola nasional itu masih punya tanggungan kepada Huistra. ”Ya, utang itu termasuk kepada Pak La Nyalla (Mattalitti) dan technical consultant FIFA. Terkait pembayarannya akan kami putuskan pada kongres tahunan Januari mendatang,” kata Jokdri –panggilannya.
Masalah paling baru adalah persoalan PSSI dengan Luis Milla. Pelatih dari Spanyol itu membesut timnas sejak 2017. Namun, dia memutuskan untuk hengkang dan enggan melatih timnas lagi karena PSSI menjalankan administrasi dengan buruk.
Gaji Milla sempat tertunggak tiga bulan meski pada akhirnya telah dilunasi. Itu belum termasuk program kepelatihannya yang sering ditolak PSSI. Mulai pemilihan lokasi training camp hingga lawan-lawan latih tanding menjelang timnas mengikuti sebuah turnamen.
Milla sempat mau kembali. Bahkan, sempat ada tanda tangan kontrak. Namun, pada akhirnya, dia pergi. Seorang sumber Jawa Pos menyebut Milla pergi karena PSSI enggan membayar tunggakan gajinya dan tidak mau memenuhi permintaannya selama menjadi pelatih timnas.
Kondisi itu tentu sangat tidak ideal bagi McMenemy. Apalagi, pria yang baru memulai karir kepelatihannya pada 2009 tersebut dikenal sangat profesional. Sumber Jawa Pos mengklaim bahwa McMenemy adalah satu-satunya pelatih di Indonesia yang tidak merangkap jabatan sebagai ”agen pemain”.
Artinya, pemain yang McMenemy inginkan sesuai kebutuhan tim. Juga, berdasar kinerja yang dia lihat selama seleksi dan latihan. Eks pelatih Pelita Bandung Raya itu juga tidak punya ”gerbong”. Dia selalu sendiri dan tidak memiliki asisten. ’’Dia itu orangnya profesional. Ya seperti pelatih asal Inggris Raya, bekerja sesuai dengan pakemnya. Di luar itu, dia tidak mau mengurusi,’’ ungkap sumber tersebut.
Di Bhayangkara FC, semua yang dia inginkan dipenuhi. Mulai training camp sampai harapan punya stadion sendiri. Gajinya juga lancar. Pertanyaannya, sanggupkah McMenemy bekerja andai PSSI telat membayar gajinya? Bisakah PSSI menjamin kinerja McMenemy tak menurun? Mendapatkan pertanyaan itu, Jokdri enggan berkomentar banyak. ’’Dijamin Jawa Pos nanti,’’ katanya, lantas tersenyum.