Sindir Reformasi Birokrasi, Fadli Zon Sebut Janji Jokowi Seperti Balon Kempis
Ini sebuah agenda yang awalnya, kata Fadli, terdengar cukup menjanjikan. Namun, ujar Fadli, dengan adanya pembengkakan personalia di lingkungan Istana dan kementerian, agenda itu kini akan ditanggapi dingin bahkan sinis oleh sebagian besar birokrat.
"Bagaimana kita bisa mempercayai pemerintahan ini berkomitmen melakukan reformasi birokrasi, jika agenda pertama yang mereka kerjakan justru menggelembungkan birokrasi di lingkungannya sendiri?" tutur Fadli.
Menurutnya, kian gemuknya personalia di lingkungan kepresidenan memang kontradiktif dengan pernyataan-pernyataan pemerintah sendiri.
Dia mencontohkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam berbagai kesempatan terus menyoroti inefisiensi belanja daerah.
Misalnya, sekitar 36 persen APBD habis dipakai untuk gaji pegawai dan belanja operasional daerah. "Kritik itu saya kira kini harus diarahkan ke Istana," ujarnya.
Menurutnya, pengangkatan staf khusus hingga belasan orang jelas tidak menggambarkan adanya komitmen efisiensi dari presiden sendiri. "Apalagi publik tidak melihat urgensi pengangkatan staf sebanyak itu," katanya.
Fadli Zon menilai presiden harus diberi masukan yang benar terkait pengangkatan staf khusus dari kalangan milenial.
Menurutnya, kalau presiden benar-benar berkomitmen pada kemajuan anak muda, seharusnya hanya perlu membuat iklim agar anak-anak muda bisa berkembang dalam berbagai bidang yang mereka tekuni.