Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sinergi Dua Menteri Jokowi Memutus Ketergantungan Impor Pangan

Senin, 15 Mei 2017 – 08:30 WIB
Sinergi Dua Menteri Jokowi Memutus Ketergantungan Impor Pangan - JPNN.COM
Bawang putih. Foto: JPG/Pojokputih

jpnn.com, JAKARTA - Selama ini, kebutuhan bawang putih dalam negeri 90 persen diisi oleh impor. Sebagian besar dari Tiongkok, tapi ada juga dari negara lain seperti India. Tak banyak yang tahu fakta itu.

Kenapa hal itu terjadi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia bukan tidak punya lahan untuk menanam bawang putih. Hanya saja, kata dia, selama ini perdagangan begitu terbuka. Produk lokal kalah dan petani enggan menanam.

"Sudah terlanjur terbuka ya, sekarang makanya kita atur, dulu terlalu dilepas. Tapi ya sudahlah jangan saling menyalahkan, pokoknya 3 tahun atau bisa saja 2 tahun ke depan bawang putih impor selesai," ujar Amran di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Alasan serupa disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Selama ini, kata menteri berlatar belakang pengusaha itu, bawang putih sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar. Harga yang terbentuk di pasar, murni dari mekanisme suplai dan deman. Hal inilah yang membuat pemerintah selama ini kesulitan mengendalikan harga.

Apalagi, kata dia, ketergantungan terhadap bawang impor masih sangat tinggi. Hampir 90 persen bawang yang beredar di pasar adalah bawang impor. Melihat kondisi ini, dua menteri Presiden Joko Widodo yang mengurus pangan rakyat ini memutuskan untuk mengatur tata niaga bawang.

Enggar dan Amran satu kata, bahwa perdagangan harus memihak rakyat. Apalagi, bidang perdagangan strategis yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat sehari-hari. Rakyat tidak boleh dibiarkan berhadapan sendiri dengan pasar. Sebab bila itu dibiarkan, pasar akan dikuasi pedagang besar, yang akan seenaknya menentukan harga. Untuk itu negara harus hadir.

Enggar dan Amran sudah menunjukkan kehadiran negara dalam pengendalian beberapa harga bahan pokok, seperti beras, daging, gula, dan minyak goreng. Sebelum dinakhkodai keduanya, beras Indonesia dikuasi beras impor.

Sekarang, tidak satu kilopun beras di dalam negeri didatangkan dari negara lain. Impor berhasil distop. Begitupula harga daging, di semua pasar, semua harga daging beku saat ini Rp 80 ribu, gula Rp 12.500/kg, dan minyak goreng kemasan sederhana Rp11.500 dan minyak goreng curah Rp 10.500.

Selama ini, kebutuhan bawang putih dalam negeri 90 persen diisi oleh impor. Sebagian besar dari Tiongkok, tapi ada juga dari negara lain seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

TAGS   Kementan 
X Close