Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Singapura

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Rabu, 30 Juni 2021 – 08:56 WIB
Singapura - JPNN.COM
Patung Merlion dengan latar belakang Marina Bay Sands Singapura. Foto: Joyce Fang/The Straits Times

Gaya otoritarian kecil itu merupakan cerminan gaya otoritarian yang lebih besar.

Singapura negara paling makmur di Asia Tenggara, tetapi dalam urusan politik Singapura paling otoriter, dan tidak memberi ruang yang cukup untuk demokrasi, terutama kalau diukur dengan standar Indonesia atau Thailand.

Namun, gaya otoritarian itulah yang membuat Singapura menjadi negara paling maju di Asia Tenggara. Gaya kepemimpinan itu diwariskan oleh Lee Kuan Yew yang meninggal 2015 silam.

Sejak memimpin Singapura pada 1959 Lee menerapkan politik otoriter yang tidak banyak memberi ruang kepada kebebasan politik individu.

Denda mendenda itu merupakan warisan Lee yang menerapkan aturan tangan besi untuk menertibkan warga Singapura. Sebelum maju seperti sekarang, warga Singapura yang mayoritas etnis China dikenal jorok dan tidak punya disiplin.

Di bawah kepemimpinan Lee dalam tiga puluh tahun Singapura disulap menjadi negara maju dan warganya punya disiplin tinggi.

Sepeninggal Lee, Singapura diwariskan kepada anaknya Lee Hsien Loong, yang menjadi perdana menteri sejak 2004 menggantikan Goh Chok Tong.

Banyak yang menganggap pewarisan ini sebagai nepotisme karena Lee senior memang secara sengaja mendesain anaknya untuk menjadi putra mahkota.

Covid-19 tidak akan bisa dihilangkan secara benar-benar tuntas. Covid-19 akan tetap ada dan akan menjadi semacam penyakit flu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close