Singgung Gerakan Mahasiswa, Aktivis YLBHI Yakin Kekuasaan Jokowi Tak Berlangsung Lama
Aktivis 98 ini menolak narasi yang berkebang di kalangan aktivis penjaga demokrasi yang seolah Jokowi sangat kuat.
Dia sangat yakin, kesewenang-wenangan Jokowi dan upaya membangun dinasti politik sangat bisa dilawan serta dilemahkan melalui gerakan mahasiswa, anak-anak muda dan kelompok masyarakat sipil.
“Penjaga demokrasi di otaknya ini seakan-akan Pak Jokowi kuat banget. Kata siapa? Mahasiswa ini sekarang bergerak lho. Ada forum intelektual muda. Masyarakat ini banyak yang muak, saya mau bilang semua upaya untuk menjaga demokrasi tidak akan sia-sia, hanya menunggu waktu. Maka, inilah pemanasan ini, ini pemanasan,” ujar Patra Zen.
Pria yang biasa disapa Bung Patra ini juga melihat bahwa media sosial dapat menjadi kekuatan untuk mendukung dan menyelamatkan demokrasi.
Gerakan di dunia maya, lanjut dia, sangat efektif untuk memperjuangkan kebenaran dan hak-hak masyarakat.
“Saya kasih contoh, kami (YLBHI) sidang bolak-balik ke DKPP. Tidak ada media yang meliput. Eh kami mikir wah ada TikTok. Kami buat akun TikTok penjaga.demokrasi. Belum 2 minggu followers-nya sudah 10 ribu lebih, videonya ditonton 500 orang lebih. Bahkan sidang kami itu banyak yang tahu dari WA grup mengambil di TikTok,” pungkas Patra Zen.
Kegiatan Diskusi Daring bertajuk Gelagat Presiden Jokowi di Pilpres 2024: Netral atau Tuna Netral? digelar Forum Intelektual Muda dengan menghadirkan Aktivis YLBHI Patra M Zen, Pendiri OM Institute Okky Madasari, CEO Founder Youth Society Bryan Pasek Mahararta dan Pengamat Politik Prof Ikrar Nusa Bhakti sebagai narasumber. Kegiatan ini juga diikuti puluhan mahasiswa dan pemuda dari berbagai daerah.
Co Founder Forum Intelektual Muda Muhammad Sutisna mengatakan, diskusi ini merupakan upaya membangun kesadaran kelompok intelektual terhadap sikap kesewenang-wenangan Jokowi dan upaya pelemahan demokrasi. Dia melihat bahwa Jokowi lebih mementingkan keluarga pribadinya ketimbang membangun bangsa dan negara.