Sinyal Ekonomi Membaik
"Dampaknya, laju pertumbuhan kredit memang akan melambat, tapi itu baik bagi perbankan saat ini," ucapnya.
Berbagai indikator juga menunjukkan bahwa saat ini kondisi perbankan di Indonesia secara umum cukup solid. Itu tecermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 18 persen, jauh di atas ketentuan minimum 8 persen. Kualitas kredit juga cukup baik dengan angka nonperforming loan (NPL) gross atau kredit macet sebesar 1,9 persen.
Meski demikian, lanjut Difi, pemerintah, BI, dan para pelaku usaha juga masih harus mencermati potensi gejolak lanjutan yang berasal dari eksternal. Dia menyebut, tappering off atau pengurangan quantitative easing oleh bank sentral AS The Fed masih belum bisa dipastikan kapan dilakukan dan berapa besarannya.
Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India yang merupakan mitra utama dagang Indonesia juga bisa memicu gejolak ekonomi di kawasan Asia maupun dunia.
"Intinya, ke depan fundamental ekonomi domestik Indonesia berpotensi membaik, tapi gejolak eksternal masih belum jelas apakah membaik atau memburuk," ujarnya.
Ekonom Citibank untuk Asia Pasifik Helmi Arman mengakui, ekonomi Indonesia saat ini mendapat tekanan yang cukup berat. Namun demikian, dia menyebut bahwa kondisi Indonesia saat ini masih lebih baik dibanding saat krisis 2008.
"Langkah yang diambil pemerintah melalui paket kebijakan insentif maupun kenaikan BI rate secara bertahap oleh BI juga cukup tepat dan positif di mata pasar," katanya. (owi)
SENYUM CERIA: Sepuluh pelajar SMP yang mengikuti gerakan SabangMerauke berfoto bersama sebelum kembali ke daerah masing-masing. Foto: Edward Suhadi for Jawa Pos