Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sinyal Ekonomi Membaik

Minggu, 15 September 2013 – 06:59 WIB
Sinyal Ekonomi Membaik - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Ekonomi Indonesia yang terengah-engah karena tekanan bertubi-tubi, sepertinya akan mendapat kesempatan bernafas. Hasil kajian Bank Indonesia (BI) menunjukkan, titik kritis gejolak ekonomi akan terlewati usai September ini.      

Direktur Eksekutif Direktorat Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan, berbagai parameter ekonomi menunjukkan sinyal-sinyal perbaikan mulai Oktober nanti. "Neraca pembayaran, nilai tukar rupiah, dan inflasi, semua diproyeksi membaik," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (14/9).     

Menurut Difi, perbaikan neraca pembayaran akan dipengaruhi defisit neraca dagang migas yang mengecil. Pada Juli, defisit migas memang besar karena Pertamina banyak mengimpor BBM untuk mengamankan stok lebaran. "

Ternyata, realisasi konsumsi BBM saat lebaran juga di bawah proyeksi Pertamina (rendah). Artinya, strategi menaikkan harga BBM untuk menekan konsumsi cukup berhasil," katanya.     

Karena itu, lanjut dia, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan tidak akan mengalami lonjakan usai arus mudik dan arus balik lebaran, sehingga impor BBM pada Agustus pun diproyeksi tidak akan setinggi impor Juli. "Ini akan meringankan defisit transaksi berjalan," ucapnya.     

Sebagaimana diketahui, angka ekspor - impor Juli baru diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal September. Sedangkan realisasi ekspor - impor Agustus baru akan diumumkan BPS awal Oktober nanti. Membaiknya data transaksi berjalan akan menjadi sentimen positif bagi Indonesia di mata investor.     

Difi mengatakan, defisit transaksi berjalan yang menjadi titik lemah utama perekonomian Indonesia juga diproyeksi akan membaik seiring melemahnya permintaan domestik dan berbagai kebijakan pemerintah untuk mengerem impor. '

"Survei indeks penjualan eceran yang turun mengonfirmasi pelemahan konsumsi domestik," jelasnya.     

JAKARTA - Ekonomi Indonesia yang terengah-engah karena tekanan bertubi-tubi, sepertinya akan mendapat kesempatan bernafas. Hasil kajian Bank Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close