Sinyal Kuat soal Prabowo-Airlangga dalam Pertemuan Jokowi dengan 5 Ketum Partai
jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan lima ketua umum partai pada acara Silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN akhir pekan lalu telah menarik perhatian publik.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono.
Dalam pertemuan tersebut juga semakin menguatkan bakal terbentuknya sebuah koalisi besar yang meleburkan dua koalisi berbeda yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Analis dari Akar Rumput Strategic Consulting Ikhwanul Harahap menilai pertemuan presiden bersama lima ketum partai politik kemarin merupakan upaya konsolidasi yang dilakukan untuk menguatkan politik tengah di Indonesia.
"Tentu peran dan pengaruh Presiden Jokowi sangat sentral di sini. Pertemuan ini saya nilai sebagai kekuatan partai tengah, jika ini nantinya akan benar-benar membentuk satu koalisi besar maka ijtihad politik ini layak diperhitungkan pada Pilpres 2024, di mana kekuatan Partai Golkar, Gerindra, PKB, PAN dan PPP dengan basis sosial konkret yang mereka miliki serta kekuatan figur-figurnya tentunya akan menjadi kekuatan tersendiri," kata Ikhwanul Harahap, Selasa (4/4).
Ikhwanul juga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan lima partai politik tersebut Jokowi cenderung menunjukkan dukungannya kepada sosok Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Menurut Ikhwanul, sosok Airlangga dan Prabowo dengan kapasitas politiknya hendak dijadikan Presiden Jokowi sebagai variabel unggulan dalam ajang Pilpres 2024 mendatang.
"Saya membaca bahwa secara cukup konsisten Presiden Jokowi telah memberi pesan kuat bahwa sosok Prabowo dan Airlangga, yang mana keduanya adalah menteri yang berkinerja dan berprestasi dalam pemerintahannya saat ini, menjadi dua tokoh pemimpin politik berkualitas yang diunggulkan sebagai kandidat calon capres-cawapres di pilpres mendatang", ujar Ikhwanul yang juga merupakan mahasiswa pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.