Sistem Ujian Online, Antisipasi Pendaftar Ganda CPNS
Ketahuan Curang Langsung Dicoretjpnn.com - JAKARTA - Ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2013 untuk pelamar umum menggunakan sistem computer assisted test (CAT) yang berbasis online. Dengan sistem digital itu, potensi pendaftar ganda dan melamar di lintas instansi cukup besar. Panitia berupaya mencegah kecurangan tadi dengan sejumlah cara.
Pelaksanaan tes rekrutmen CPNS baru dengan sistem CAT secara massal ini baru dijalankan pertama kali tahun ini. Sebelumnya hanya instansi tertentu yang menerapkan sistem CAT. Seperti rekrutmen CPNS baru di instansi Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Kepala Biro Hukum dan Humas (Karo Hukmas) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) M. Imanuddin mengatakan, tantangan pelaksanaan tes CPNS baru dengan sistem CAT memang besar sekali. "Tetapi tingkat akuntabilitas dan kredibilitasnya bisa dijaga," kata dia kemarin.
Di antara keunggulan tes dengan sistem CAT ini adalah, peserta bisa langsung mengetahui hasil tes kompetensi dasar (TKD) ketika selesai mengerjakan soal ujian. Jika nilai yang dia dapat melebihi ambang batas atau passing grade, potensi diterima menjadi abdi negeri semakin besar. Peserta dengan nilai ujian TKD tinggi, berhak maju lagi ke tes kompetensi bidang (TKB).
Imanuddin menuturkan ujian dengan sistem online ini memang memiliki potensi kecurangan peserta yang harus secepatnya diantisipasi. Seperti adanya pelamar ganda. Skenario pelamar ganda ini adalah, pelamar yang tidak lulus di ujian yang resmi akan menyerobot mengikuti ujian lagi di instansi lain dan waktu berbeda.
"Kami menerapkan sistem keamanan berlapis. Supaya tidak ada yang mendaftar ganda satu instansi atau di banyak instansi," kata dia. Intinya peserta ujian hanya b oleh melamar menggunakan satu akun dan di satu instansi saja.
Di antara sistem keamanan yang bakal diterapkan adalah keterangan foto dan tanda tangan peserta ujian. Dua tanda identitas itu akan disimpan di pusat data panitia, sehingga sudah tidak bisa dipakai untuk berkali-kali oleh pelamar nakal.
"Disamping foto dan tanda tangan, panitia juga menggunakan data-data unik. Misalnya sidik jari," ujar Imanuddin. Data sidik jari pelamar ini diambil dari lembar ijazah yang sebelumnya sudah di-upload pelamar ke server CAT.