Siswa SMA Adzkia Raih Medali Perak Kompetisi Memanah
Selain itu, tempat latihan yang minim karena tidak adanya lapangan khusus untuk berlatih merupakan tantangan tersendiri bagi tim yang digawanginya.
“Tidak seperti di sekolah lain yang mungkin memiliki tempat khusus untuk latihan, kondisi yang kami alami di Adzkia memang cukup unik. Kadang kami latihan di parkiran, kadang di area pembangunan masjid, kadang di aula. Pindah-pindah tergantung kondisi. Namun, alhamdulillah, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka berlatih,” ujarnya.
Hal menarik lain yang diungkapkan oleh Abah Akmal, selain dari fasilitas adalah tentang bagaimana cara dua siswi dari sekolah beasiswa yang berada di bawah naungan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil Alamiin ini dalam mengatur waktu dan pendanaan.
“Aktivitas siswa disini cukup padat. Pagi anak-anak ini sekolah seperti siswa SMA pada umumnya dengan mengikuti aktivitas belajar mengajar di kelas, dan malam mereka disibukkan dengan kegiatan kajian kitab ataupun menghapal Al-Quran. Jadi waktu latihan benar-benar disiasati sedemikian rupa,” ujar Abah Akmal.
Begitu pula dalam hal pendanaan. Dituturkan pria yang juga Wakil Kepala SMA Adzkia bidang Kepengasuhan ini, Muznah dan Qonita menabung selama dua bulan untuk mempersiapkan biaya pendaftaran lomba.
“Alhamdulillah, usaha mereka tidak mengkhianati hasil. Qadarullah, semua atas izin Allah, mereka dapat memperlihatkan hasil latihan dengan ikhtiar terbaik berikut. Muznah walaupun harus merelakan juara eliminasi, namun dikualifikasi dia urutan kedua (Best Score). Sementara Qonita mampu mempertahankan performanya di final sehingga dapat peringkat ketiga eliminasi dan mendapatkan perunggu,” kata Abah Akmal. (rhs/jpnn)