Siswi SMA Tewas Mulut Berbuih itu Diduga Korban Perdagangan Manusia
“Setahu kami selama ini, walaupun mereka satu kelas, korban dengan IP itu tidak akrab. Makanya, pada hari Jumat, yakni sehari sebelum korban meninggal dunia itu, kawan-kawannya heran saat melihat korban bisa pulang sekolah bersama IP dengan naik sepedamotor milik IP. Karena mereka tidak pernah akrab,” ucap Syawaluddin.
Hal serupa juga diakui oleh guru-guru maupun rekan-rekan sekelas korban yang minta nama mereka tidak disebutkan.
Katanya, pada hari Jumat itu, korban diantarkan IP ke rumah nenek korban di kawasan Jalan Amanah, Kelurahan Pantai Burung, Tanjungbalai, karena korban sudah lama tinggal bersama neneknya tersebut.
“Pada hari Jumat sore, kami melihat korban dan IP dijemput dua orang pemuda dari depan Salon Alvira di Jalan Sudirman, Tanjungbalai. Kami tidak tahu kemana tujuan mereka, keesokan harinya (Sabtu-red), kami sudah mendengar kabar korban meninggal dunia dengan tidak wajar,” ujar beberapa orang rekan sekolah korban di SMAN 3 Tanjungbalai.
Anehnya, mereka langsung tertawa pada saat Metro Asahan (Jawa Pos Group) mencoba menjelaskan bahwa IP mengaku bertemu korban dalam kondisi sekarat di kawasan Jalan Anwar Idris, Tanjungbalai.
“Kami melihat langsung, mereka berangkat bersama dari depan Salon Alvira bersama dengan dua orang pria,” ujar salah seorang pelajar SMAN 3 tersebut.
Diberitakan, DNA meregang nyawa dengan mulut berbuih usai menghadiri acara ulang tahun temannya, Sabtu (6/8/2016) kemudian dimakamkan Minggu (7/8/2016).
Pihak keluarga dari DNA meminta pihak kepolisian Mapolres Tanjungbalai untuk mengusut tuntas penyebab kematian putrinya yang dianggap meninggal secara tidak wajar.