Situasi Memanas, Warga Hong Kong Eksodus ke Australia
“Itu sudah terjadi, beberapa teman saya telah melakukan itu. Anda dapat melihat di berita banyak pengusaha dan profesional berencana untuk melakukannya,” kata Profesor Feng.
Kericuhan politik di Hong Kong juga sudah berdampak pada sektor ritel dan pariwisata. Beberapa investor memindahkan uang mereka ke tempat yang lebih aman, seperti Singapura. Asosiasi ritel di Hong Kong (HKRMA) mengatakan, nilai penjualan ritel telah anjlok pada bulan Juni dan pekan pertama bulan Juli, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu diprediksi akan terus turun hingga dua digit pada 2019.
Di sektor pariwisata, David Tarsh, konsultan pariwisata ‘ForwardKeys’ mengatakan, ada penurunan hingga 5,4 persen untuk pemesanan tiket pesawat ke Hong Kong dari negara-negara Asia, seperti Jepang, Malaysia, Indonesia, India sejak pertengahan Juni ke pertengahan Juli.
Hong Kong adalah salah satu pusat keuangan terbesar di dunia, tanpa tarif, pajak rendah, dan sistem hukum independen. Sistem itu berbeda dengan China. Ketika Hong Kong kembali ke pemerintahan China pada 1997, janjinya adalah “satu negara, dua sistem”, yang berarti Hong Kong mempertahankan otonominya selama 50 tahun setelah penyerahan.
Andrew Parker, Kepala Price- waterhouseCoopers (PwC) Asia mengatakan, para investor dan bisnis khawatir akan terkena dampaknya jika Undang-undang Ekstradisi akhirnya disahkan. “Kericuhan ini meresahkan dan menyebabkan orang berta- nya tentang Hong Kong dan masa depannya,” kata Parker kepada The Business.
“Hong Kong sangat penting. Bisnis-bisnis di Australia menggunakan Hong Kong sebagai titik tolak ke kawasan Asia dan China,” imbuhnya. (DAY/rmco)