Smart Warehouse Solusi Cerdas di Tengah Tekanan Rantai Pasokan
Jika mesin-mesin ini rusak atau terjadi eror, maka akan berdampak pada tertundanya pengiriman dan berdampak pada disrupsi rantai pasar.
“Kebutuhan akan otomasi industri dan sistem kontrol yang dapat melakukan pekerjaan kritis dengan downtime yang rendah semakin dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan logistik yang semakin kompetitif. Bayangkan sebuah server Industrial Control System (ICS) yang mampu mengelola robot-robot otonom ataupun server di ujung jaringan, mengambil dan menganalisis data dari sensor Industrial Internet of Things (IIoT) di lantai gudang,” ucap Edward.
Sistem manajemen armada sering kali diperlukan untuk memastikan robot bergerak secara optimal dan aman di dalam gudang. Pada saat yang sama, robot yang tepat harus ditugaskan pekerjaan yang tepat.
Sistem seperti itu tidak bisa gagal. Jika tidak, perusahaan logistik tidak akan memenuhi komitmen pengiriman mereka kepada pelanggan.
Selain dibutuhkannya fault tolerance dan availability yang tinggi, sistem-sistem ini juga harus cukup kokoh untuk lokasi industri tempat mereka ditempatkan.
Sama pentingnya, mereka harus mudah diatur dan dioperasikan dari waktu ke waktu tanpa banyak keahlian TI yang mahal.
“Dengan krisis tenaga kerja yang dialami oleh berbagai industri saat ini, perusahaan tentu menghindari belanja peralatan yang membutuhkan tenaga kerja baru dan membutuhkan biaya besar untuk maintenance. Hal ini juga berlaku dengan bagaimana sistem tersebut terintegrasi dengan perangkat lunak kontrol yang telah mereka miliki,” menurut Edward.
Otomasi pada pusat-pusat logistik di Asia-Pasifik akan membawa lebih banyak efisiensi pada perusahaan-perusahaan logistik, memungkinkan mereka untuk meningkatkan keunggulan mereka dengan memenuhi pesanan lebih cepat dan lebih baik.