SMK Kesehatan PGRI Jumlah Guru 18, Siswanya 15
Diungkapkan, sekolahnya memang sepi pendaftar. Bukan karena tidak laku. Namun, karena kalah saing dengan SMK negeri. Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran lalu, setidaknya ada 20 lulusan SMP yang mendaftar.
Tapi, karena SMKN 2 Magetan juga membuka kompetensi farmasi, berkas pendaftar yang sudah diserahkan akhirnya dicabut. "Tinggal empat siswa. Itu pun yang daftar ulang hanya dua siswa," ujarnya.
Sugianto berpendapat sistem zonasi yang diterapkan selama ini belum manjur. Siswa cenderung lari ke SMK negeri. Nama besar sekolah memang menjadi salah satu kunci penarik siswa. Namun, hal itu tidak membuat SMK Kesehatan PGRI Magetan patah arang. Door-to-door ke SMP dan MTs terus dilakukan.
Kerjasama dengan perusahaan juga sudah diterapkan. "Untuk bisa survive, tahun ajaran baru nanti paling tidak harus mendapatkan 15 siswa baru. Minimal satu rombel (rombongan belajar), 15 siswa," katanya.
Sebagai sekolah kecil, SMK Kesehatan PGRI Magetan memang harus berjuang ekstra. Selain harus menggabung ke SMK lain untuk menyelenggarakan UNBK, untuk sertifikasi siswa juga nebeng lembaga sekolah lain. Yakni dengan SMK Prima Husada Madiun. Padahal, di Magetan terdapat SMK Berlian Nusantara yang sudah bisa menyelenggarakan sertifikasi tersebut.
"Tapi, itu tidak kami lakukan karena khawatir citra SMK Kesehatan PGRI Magetan akan semakin jatuh. Serta membuat lulusan SMP dan MTs memilih untuk melanjutkan ke SMK Berlian Nusantara. Kami perlu membangun image sekolah," pungkasnya. (bel/her)