SMK Tetap Sekolah, Bukan Pabrik
Minggu, 12 Februari 2012 – 23:33 WIB
Kalau diawali dengan merakit pesawat perintis ataupun pesawat untuk keperluan pertanian?
Kembali lagi, pesawat itu kan tingkat kebutuhannya tidak sebanyak mobil dan motor. Apalagi uji kelayakannya tidak mudah. Industri sebesar PT Dirgantara Indonesia (DI) saja harus berusaha keras untuk memperoleh predikat layak. Maka itu, SMK itu sasarannya bukan ke sana. Ini semua sasarannya itu mengisi peluang tenaga kerja itu tadi
Masalah uji kelayakan Mobil Esemka, sampai dimana perkembangannya?
Uji kelayakan itu kan harus dilakukan dengan lintas kementerian. Kan tidak mungkin buat sendiri, dinilai sendiri dan dipakai sendiri. Itu kan tidak benar. Mesti harus ada K/L yang terkait. Paling tidak ada 3 K/L yang terkait. Untuk uji emisi kita akan gandeng Kemristek dan Kemenhub. Kalau sudah model fabrikasi dan penjualannya berarti kita akan menggandeng Kemenperin dan Kemendag. Jadi, memang kita bisa melakukan uji internal. Tapi kalau untuk mengeluarkan sertifikasi atau sertifikat kelayakan dari sisi emisi, kita tidak bisa. Harus dilakukan oleh kementerian yang berwenang. Selanjutnya, juga harus ada jaminan after sales servicenya
Berarti dalam waktu dekat belum bisa dikeluarkan sertifikat kelayakannya?
Iya, belum. Tapi kata belum ini bukan berarti tidak akan dilakukan. Tetap terus akan dilakukan proses sertifikasi kelayakannya. Tapi tahun 2012 ini memang tahun untuk uji-uji kelayakan itu tadi. Oleh karena itu tahun ini fokus untuk audit semuanya.
Maka dari itu, biarkan ini berjalan sesuai dengan mekanisme designnya dan akhir tahun ini diharapkan semuanya sudah rampung. Sehingga tahun 2013 sudah masuk proses selanjutnya.