Sniper Bukan Sekadar Jago Tembak
Sniper adalah prajurit pilihan. Mereka harus lolos seleksi yang super berat. Sejak di kesatuan masing-masing.
Saat dinyatakan layak, mereka wajib mengikuti pendidikan dasar. Diawali latihan menembak. Lalu meningkat menjadi sharp shooter sniper. Selanjutnya kelas sniper. Kemudian master sniper. Inilah jenjang tertinggi sniper Brimob.
Dunia sniper seakan tidak mengenal pangkat. Porsi latihan bagi seluruh personel tak ada yang beda. Seluruhnya harus berjibaku untuk meningkatkan kemampuan individu. Termasuk menguasai semua jenis persenjataan. Baik senjata genggam maupun laras panjang.
Briptu Yusuf Bayu adalah salah seorang sniper andalan Satuan Brimob Polda DIJ. Yusuf tergolong paling senior. Di antaranya empat sniper yang unjuk gigi dalam perayaan HUT Brimob.
Bagi Yusuf, menjadi sniper bukan sekadar soal senjata dan objek tembak. Sniper harus berpikiran jernih. Sehingga bisa menembak dengan sangat tepat sasarn.
“Sniper berbeda dengan personel reguler. Karena harus stand by di lokasi sasaran lebih dulu,” jelasnya kepada Radar Jogja (Jawa Pos Group).
Sniper bertindak berdasarkan perintah komandan lapangan. Setiap peluru yang dilontarkan harus dilaporkan. Dan dipertanggungjawabkan.
Yusuf begitu ingat saat pertama kali memutuskan bergabung dalam pasukan sniper. Sebelum ditugaskan di Jogjakarta, Yusuf pernah mengenyam tanah Papua. Selama dua periode. Total sepuluh bulan dia bertugas di Bumi Cenderawasih.