Soal Kebahagiaan, Kaltim Nomor 4 tapi Angka Depresi Tinggi
Sementara, menurut Siti Mahmudah Indah Kurniawati dari biro psikologi Inka Alzena, bisa jadi pemicu rasa bahagia berasal dari kehangatan keluarga.
Dia mengatakan, di Kaltim, hubungan sosial antarmasyarakat masih cukup baik. Belum lagi tipisnya pengaruh dari gejolak politik ataupun intimidasi. Hal ini membuat Kaltim cukup aman dan nyaman.
“Walaupun heterogen, Kaltim cukup kondusif. Percuma bila serba melimpah, tapi tidak aman. Jauh dari rasa bahagia," kata dia.
Sementara itu, menurut data BPS, warga di rentang usia 25-40 tahun ternyata yang paling bahagia. Nia, sapaan psikolog lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta, itu menerangkan, pada usia tersebut, seseorang lebih stabil dalam mengelola emosi.
Meski demikian, Nia menjelaskan bahwa menjalin pola komunikasi asertif antar-pasangan wajib dilakukan.
Kemudian, sejak dini disarankan menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak-anak. "Hal ini penting untuk menyiapkan generasi berikutnya agar kuat dan tangguh dalam problematika hidup," jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, Kepala BPS Kaltim M Habibullah mengatakan, pada 2017 indeks kebahagiaan Kaltim Mencapai 73,57 pada skala 0–100. Angka ini meningkat bila dibandingkan pada 2014, yakni 71,45.
Habibullah menjelaskan bahwa indeks kebahagiaan Kaltim pada 2017 merupakan indeks komposit yang disusun oleh tiga dimensi. Yakni kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.