Soal Ordal di Rekrutmen Petugas Haji, Anies Mendorong Adanya Transparansi
"Kita bawa mengembalikan perubahan dari koneksi ke meritokrasi," ucapnya.
Menurut Anies, dengan menerapkan meritokrasi rekrutmen Petugas Haji maka memberikan kesempatan yang adil bagi semuanya.
"Kesempatan itu diberikan ke siapa pun, kepada mereka yang berprestasi bukan kepada mereka yang punya koneksi. Ini kita kembalikan," tuturnya.
Anies mengaku pernah merasakan pengalaman yang janggal ini ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia menyebutkan pernah mempertanyakan beberapa hal kenapa bisa ada petugas haji yang tidak kompeten.
"Saya merasakan itu ketika di DKI, petugas haji yang mayoritas, fine. Tetapi selalu ada Petugas Haji yang kalau kita baca bisa apa enggak jadi petugas haji. Ada pernyataan bisa enggak jadi petugas haji? Iya, iya, masuk kok bisa?" tuturnya.
Dia lantas menyinggung soal pengawasan. Anies mencontohkan proses rekrutmen siswa di sekolah di Jakarta yang menjadi rapi karena adanya pengawasan.
"Kami merekrut siswa sekolah di Jakarta menjadi rapi, bukan diawasi oleh negara, tetapi diawasi oleh seluruh orang tua dari Jakarta," katanya.
Hal tersebut tercipta karena tingginya tingkat pengawasan orang tua. Jika melihat kejanggalan dapat melaporkan.