Soal Skandal Mesin Diesel, Toyota: Tidak Ada Masalah
Namun, kata dia, masalah SOP yang kurang tepat tersebut sebenarnya masih dalam tahap wajar.
Sebab, masih dalam rentang batas yang diatur regulasi.
"Contohnya adalah ada kurva torsi itu kalau saya lihat angkanya tidak salah. Di dalam regulasi itu ada rentang plus minus 2 persen, karena mesin tiap kali dites dia tidak mungkin sama angkanya, variasinya itu masih ada di antara 2 persen. Jadi, sekali lagi, sebenarnya tidak ada (masalah)," Anton menjelaskan.
Dia mengatakan bahwa langkah Toyota untuk mengungkap permasalahan tersebut ke publik merupakan wujud transparansi perusahaan kepada konsumen.
Menurut dia, tidak banyak perusahaan yang berani mengungkap permasalahan internal ke publik karena dapat menimbulkan berbagai risiko.
"Jadi, kami lebih kepada keterbukaan, transparansi informasi. Kami bisa jelaskan secara baik kepada konsumen, dan konsumen Indonesia itu cukup pintar, mereka bisa cek informasi dan lain sebagainya," tuturnya.
Pada Senin (29/1), Toyota Motor Corporation (TMC) menerima laporan dari TICO, yang ditugaskan untuk mengembangkan mesin diesel, bahwa sebuah tim investigasi khusus yang diketuai oleh Hiroshi Inoue ditugaskan untuk menyelidiki potensi penyimpangan peraturan sertifikasi terkait dengan sertifikasi emisi domestik yang tidak tepat pada mesin forklift dan mesin konstruksi.
Dalam investigasi tersebut didapati beberapa kejanggalan selama pengujian untuk sertifikasi tiga model mesin diesel. Dalam kasus ini, model-model yang terdampak adalah van Hiace, Fortuner, Innova, dan SUV Lexus LX500D.