Soal Stok Vaksin COVID-19, Budi Gunadi: Saya Lagi Deg-degan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tampil secara daring bersama seorang pegawai humas membuka dialog khusus dengan wartawan untuk menyampaikan perkembangan penanggulangan COVID-19, pada Sabtu (27/3) malam.
Jarum jam malam itu menunjuk angka tujuh. Budi Gunadi beberapa kali memijat bagian tengkuk leher menggunakan telapak tangannya disertai raut wajah yang gelisah saat menginformasikan bahwa pengiriman vaksin AstraZeneca pada April 2021 ditunda akibat embargo di negara produsen, India.
"Jadi kita harusnya dapat jatah ini sekitar 11,7 juta di Maret-April, dapatnya baru 1,1 juta yang 10,6 jutanya nyangkut. Bulan Maret kebetulan Sinovac masih cukup banyak. Namun bulan April Sinovac cuma 7 juta. Saya lagi deg-degan makanya,” kata Budi.
Pelaksanaan vaksinasi tahap kedua yang menyasar tidak kurang dari 38 juta jiwa kelompok petugas pelayanan publik dan lanjut usia (lansia) sampai April 2021, tampaknya cukup memberikan tantangan bagi para pemegang kebijakan layanan kesehatan.
Faktanya baru sekitar 1,5 juta dari total 21,6 juta jiwa sasaran kelompok lansia yang telah menerima dosis pertama.
Belum lagi tantangan untuk menyelesaikan vaksinasi 5 juta lebih tenaga pendidik sebelum agenda belajar tatap muka di sekolah bergulir pada Juli 2021.
Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma melalui keterangan tertulis kepada wartawan yang disampaikan 31 Maret 2021 seakan menjadi jawaban atas kegelisahan ketersediaan stok vaksin yang dirasakan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Usaha percepatan dan penambahan kapasitas produksi vaksin COVID-19 dilakukan Bio Farma dengan menambah fasilitas produksi dengan memanfaatkan gedung baru Bernomor 43 di Bandung, Jawa Barat.