Soal USBN Bocor, Disebar Melalui WA
Sebab banyak pemerintah daerah atau sekolah yang belum menetapkan formulasi penghitungan nilai USBN sebagai penentu kelulusan siswa.
’’Ada yang sengaja menetapkan formulasi penghitungan USBN belakangan setelah ujian selesai,’’ kata Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim.
Tujuannya adalah bisa membuat skenario penghitungan yang tidak terlalu berat, jika rerata nilai USBN siswa rendah.
Ramli mengatakan jika USBN dilaksanakan dengan serius dan diawasi layaknya unas, dia memperkirakan tidak sampai 50 persen siswa yang nilainya di atas 50 poin.
Sejak awal dia sudah memprediksi bahwa kasus kebocoran soal USBN bakal terjadi. Sebab banyak sekolah yang menggandanakan naskah ujian di sekolah sendiri.
Dia berharap jika pemerintah tahun depan mempertahankan USBN, harus dilakukan perbaikan.
Khususnya terkait dengan pengawasan. Sehingga ada jaminan bahwa USBN benar-benar menjadi ujian yang berstandar nasional, seperti namanya. (gin/wan)