Soegito Sang Penjaga Gamelan di Canberra
"Saya setiap Senin malam melatih mereka di sini. Kalau siangnya, biasanya ada anak-anak sekolah datang ke sini, untuk belajar gamelan juga," kata Mbah Soegito.
Lelaki yang masih terlihat gagah itu kemudian berkisah awal cerita dia pergi ke Australia. Kala itu di tahun 1970-an, Soegito muda datang ke Australia untuk bekerja. Di beberapa waktu terbesit keinginan di hati Soegito untuk bermain gamelan, namun apa daya, dia tidak memiliki partner untuk bermain.
"Ya akhirnya satu-satunya cara ya saya harus mengajar teman-teman saya main gamelan. Kan jadinya saya bisa main di sini," jelas Soegito.
Seiring berjalannya waktu, nama Soegito didengar Dubes Indonesia untuk Australia. Untuk diketahui, sejak masih di Indonesia, Soegito sudah malang melintang dari panggung ke panggung bermain gamelan. Bahkan dia pernah beberapa kali mengikuti muhibah seni di beberapa negara.
Pada tahun 1983, Soegito diminta bergabung dengan Kedutaan Indonesia untuk Australia, tugasnya satu, yakni mempromosikan budaya Indonesia terutama gamelan. Tugas yang disampaikan langsung oleh duta besar kala itu tak ditolak Soegito. Dia lalu bergabung dengan kedutaan.
"Saya masuk kedutaan diminta, saat itu saya mengajar di Universitas New England. Tahun 1983, saya belajar bahasa dulu," ungkapnya.
Sejak tahun 1983 itu Soegito aktif mengajarkan gamelan kepada para warga Australia. Saat ada acara kebudayaan di berbagai tempat di Australia, Soegito diminta untuk tampil.
Seiring berjalannya waktu, nama Soegito mulai dikenal di kalangan seniman di Australia. Hingga akhirnya dia diminta untuk mengajar di berbagai universitas di Australia. Setidaknya ada 8 universitas yang meminta Soegito untuk mengajar gamelan, antara lain Melbourne University, Monash University, Adelaide University, Australian National University dan beberapa universitas lain.