Solar Langka, Angkutan Umum Lumpuh
Minggu, 07 April 2013 – 08:46 WIB
Akibat susah solar, kondektur bus Mulyo, Alek Wijaya juga kebingungan. Kadang, kata dia, bus terus berputar-putar untuk mencari solar. "Ketika berangkat maka bisa berangkat. Namun, saat kembali bingung untuk mengisi solar lagi," kata Alek sambil menambahkan akibat lain, adalah keterlambatan jadwal karena harus mencari solar.
Sementara, dari Banjarnegara dilaporkan, Sarwono, seorang pembajak dengan traktor mengatakan lebih enak sebelum pembelian solar belum dibatasi. "Kalau dulu waktu masih dijual eceran, tidak perlu jauh-jauh untuk membeli solar," katanya. Namun setelah dibatasi, ia harus membeli solar di SPBU. "Itu juga harus pakai surat rekomendasi," kata dia.
Nurhisam, seorang perajin tahu mengaku takut kalau harga kedelai menjadi naik bila solar dibatasi atau sulit diperoleh. Bila solar sulit diperoleh dikhawatirkan akan meningkatkan biaya distribusi. "Sekarang per kilogram untuk kedelai yang untuk tahu Rp 7.600," katanya. Ia mengatakan sebelumnya harga kedelai lebih tinggi antara Rp 7.700 hingga Rp 7.800 per kilogramnya.