Solidaritas Pengendara GoJek Mengantar Jenazah Gunawan
Di tempat kejadian, Maria melihat Lilis dan anaknya Aldo dalam kondisi kritis, yang mesti segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertamanya.
’’Untungnya Aldo dibawa tukang tambal ban, tetapi Lilis harus menunggu ambulance karena taksi tidak mau membawa korban tabrakan. Sementara Gunawan meninggal di tempat,” cerita Maria.
Saat itu, Lilis dalam keadaan sadar dan bayi di kandungannya juga masih bernyawa. ’’Tetapi selang 15 menit, dia tak sadarkan diri. Sehingga bayinya pun tak bisa ditolong sebelum dilakukan operasi,” bilangnya.
Maria mengapresiasi bantuan dan support dari semua pihak, terutama rekannya kerjanya di Go-Jek. Padahal, Gunawan termasuk baru bergabung di gelombang kedua, yaitu Agustus 2015.
’’Dari kejadian sampai pukul 02.00, ada ribuan pasukan hijau se-Jabotabek datang ke sini. Bahkan siang juga masih ada yang datang. Dan saat melepas jenazah korban ke Lampung, ribuan driver konvoi,’’ tuturnya.
Maria menyebutkan, total bantuan dari Go-Jek sejak peristiwa terjadi terkumpul sekitar Rp15 juta. ’’Belum tambahan bantuan semalam yang sampai satu karung sudah dibawa pulang ke Lampung. Itu belum sempat dihitung," tambahnya.
Ia mengenal baik kedua korban sejak masih bujang-gadis atau sekitar 15 tahun silam. Pekerjaan keduanya bordir tambal sulam. ’’Dulu mereka tinggal di belakang gang tempat saya, baru delapan tahun ini pindah tepat di depan dari dua rumah sampingnya,” terang dia.
Mereka mempunyai dua anak, yaitu Gilda (13 tahun) yang belajar di MTs Pesantren Cipanas, Bogor, dan Ghiraldo Banu Seprizky (8 tahun), siswa MI Fatahillah Jakarta yang tengah dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).