Solo: Sebuah Barometer
Jumat, 24 Mei 2013 – 17:01 WIB
Namun ia menjawabnya dengan menjlentrehkan perkembangan-perkembangan yang ia capai dalam berbagai kegiatan amal dan asosiasi masyarakat. Ia secara khusus memfokuskan pada organisasi Palang Merah dan menyatakan dengan bangga bahwa cabang di Solo tidak memerlukan dana dari pemerintah, “Di Solo kami mengumpulkan sendiri semua uang yang dibutuhkan”
Kegembiraannya terpancar ketika ia mengatakan: “Kebahagiaan bukan tentang uang”, saya mengangguk kagum. Pria ini tampaknya telah menemukan keseimbangan yang terkadang sulit didapat yaitu antara keluarga, bisnis dan obsesi pribadinya. Semakin saya mendengar tuturannya, semakin saya tidak bisa mengelak bahwa saya merasa iri akan ketenangan batin dan kepuasan yang ia rasakan.
Saat saya mendesaknya tentang kemungkinan kerusuhan berulang, Sumartono berhenti sejenak sebelum menjawab: “zaman sudah berubah, tapi masih ada jejak-jejak trauma. Namun, kebanyakan orang apatis. Mereka tidak peduli lagi tentang politik.”