Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sonya Depari Korban Kekerasan via Medsos

Jumat, 08 April 2016 – 17:21 WIB
Sonya Depari Korban Kekerasan via Medsos - JPNN.COM
A. Kasandra Putranto. Foto: Ist for JPNN

Sebaiknya kejadian ini dipergunakan untuk menjadi bahan introspeksi bagi semua pihak, terutama tentang pentingnya menanamkan pekerti dan prestasi kepada anak sejak dini. Kejadian ini telah menambah bukti  semakin pudarnya nilai-nilai budi pekerti dalam masyarakat Indonesia. Kita semua perlu melakukan analisa lebih dalam tentang proses tumbuh kembang anak dalam kehidupannya. Ada yang salah dalam struktur sosial masyarakat kita. 

Tidak boleh serta merta menyalahkan Sonya?

Siapapun yang hanya menyalahkan Sonya dan melakukan kekerasan melalui media sosial terhadapnya, sebenarnya hanya merefleksikan sikap negatif yang sama dan sebangun, yang justru tidak memberikan kesempatan belajar positif kepadanya serta semakin memberikan alasan untuk melawan dengan cara keras yang sama. Apa bedanya perilaku mereka dengan perilaku tokoh yang mereka bully ? Ketika merasa memiliki kekuatan sedikit lalu melakukan kekerasan melalui media sosial tanpa mempertimbangkan dampaknya. With great power comes greater responsibility, bahwa di dalam setiap kekuatan dan kekuasaan yang kita miliki seharusnya ada tanggung jawab, bukannya justru melakukan penyalahgunaan kekuatan (abuse of power).

Nilai-nilai luhur bangsa kita telah banyak ditinggalkan. Hal Ini tidak akan terjadi jika kita mengatur ilmu padi, semakin berisi justru semakin merunduk. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti budi pekerti, sopan santun, welas asih, ramah, hormat kepada yang tua, harus ditanamkan kembali.

Apakah ini ada kaitannya dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehingga bully dengan gampang dilakukan?

Setiap anak adalah produk dari 'pabrik' keluarga, namun tetap mengandung peran yang sangat besar dari sekolah, komunitas masyarakat, media, industri yang memberikan dampak kepada lingkungan dan negara. Ketika struktur sosial masyarakat memberikan inkonsistensi, anak menjadi belajar inkonsisten. Bisa jadi nilai moral agama dan sosial diajarkan di rumah dan di sekolah, namun faktanya apa yang diajarkan tidak sesuai dengan apa yang ditemukan di masyarakat atau media atau sebaliknya.

Bagaimana seorang anak mampu tumbuh dan dibesarkan dengan nilai-nilai positif dan memiliki figur yang patut dicontoh dengan perilaku rendah hati apabila lingkungan tidak menyediakan kesempatan tersebut atau malah memberikan kondisi yang bertindak belakang ?

Sonya hanyalah satu dari sekian banyak anak Indonesia yang gagal menyerap nilai-nilai pekerti dan prestasi dalam usianya yang masih belia. Kita semua bertanggung jawab atas hasil pendidikan dan pola tumbuh kembang mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Top Story

    Reformasi PSSI Belum Selesai

    Minggu, 15 Mei 2016 – 22:09 WIB
    Reformasi PSSI Belum Selesai - JPNN.com
  • Top Story

    Solusinya, Geser Pusat Pemerintahan

    Sabtu, 14 Mei 2016 – 19:34 WIB
    Solusinya, Geser Pusat Pemerintahan - JPNN.com
  • Top Story

    Setoran Rp 1 M Tetap Lanjut

    Kamis, 05 Mei 2016 – 18:05 WIB
    Setoran Rp 1 M Tetap Lanjut - JPNN.com
  • Top Story

    Reformasi Tata Kelola Kompetisi

    Kamis, 05 Mei 2016 – 02:25 WIB
    Reformasi Tata Kelola Kompetisi - JPNN.com
X Close