Sri Lanka Kejar 140 Terduga Anggota ISIS Terkait Bom Paskah
Presiden Sri Lanka mengatakan, Pemerintahannya sedang mencari sekitar 140 orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam (ISIS) setelah serangan Minggu Paskah yang mematikan.
Poin utama:
• Polisi Sri Lanka sejauh ini telah menangkap 76 tersangka tetapi masih banyak lagi yang bebas• Pihak berwenang memeringatkan bahwa lebih banyak serangan teroris bisa menyerang Sri Lanka
• Warga Kristen dan Muslim didesak untuk menghindari tempat ibadah
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri terkoordinasi, yang menargetkan gereja-gereja dan hotel-hotel di seluruh Sri Lanka pada hari Minggu (21/4/2019) dan menewaskan sedikitnya 253 orang dan melukai sekitar 500 orang, itu. Pihak berwenang sebelumnya merevisi jumlah korban tewas menjadi 359.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan kepada wartawan bahwa para militan Sri Lanka yang disalahkan atas serangan itu mendapat dukungan dari ISIS, dengan hubungan antara para ekstrimis lokal dan asing termasuk mengidentifikasi target.
PM Morrison mengatakan, pemboman itu menunjukkan gelombang baru dalam memerangi terorisme, bahwa militan yang bertempur di Suriah dan Irak telah kembali ke negara asal dengan keterampilan untuk melakukan serangan, sambil menjadi bagian dari jaringan yang lebih luas yang bisa menyediakan uang, pelatihan, dan identifikasi sasaran.
Polisi Sri Lanka telah menangkap 76 orang atas serangan itu, termasuk warga negara asing dari Suriah dan Mesir.
Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, mengatakan pihak berwenang mencari 140 orang yang dicurigai terkait dengan kelompok ekstrimis itu, dengan mengatakan bahwa beberapa pemuda Sri Lanka telah terlibat dengan ISIS sejak 2013.
"Polisi tengah memburu mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa Sri Lanka memiliki kemampuan "untuk sepenuhnya mengendalikan kegiatan mereka [ISIS]" di negara itu.