Sriwijaya FC Masih Bergantung Pada Mahamadou N'Diaye
jpnn.com, PALEMBANG - Sriwijaya FC tidak bisa memungkiri masih ketergantungan dengan servis Mahamadou N'Diaye.
Setiap bek asal Mali ini absen, hasil yang dikoleksi tim berjuluk Laskar Wong Kito di Liga 1 2018 kurang memuaskan.
Sudah tiga kali kejadian itu menimpa tim yang dulunya bernama Persijatim Solo ini. Pertama, ketika pertandingan pertama ke markas Borneo FC. Ketika itu, pertandingan berakhir dengan skor kaca mata.
Kemudian saat menjamu Persipura Jayapura. Melawan tim asal Indonesia Timur tersebut, Hamka Hamzah dkk dipaksa bermain imbang 2-2 di depan publik sendiri.
Terakhir, saat Sriwijaya FC harus takluk 0-1 kepada PSMS Medan pekan kemarin. "Kami memang butuh tenaga N'Diaye. Jika dia absen ada yang kurang dalam permainan," ungkap Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan.
N'Diaye selama ini selalu menjadi pilihan utama di jantung pertahanan Sriwijaya FC. Selama enam pertandingan, dia selalu main sebagai starter dan full time. Total 532 menit dia bertandem dengan Hamka Hamzah diapit Marckho Merauje dan Alfin Tuasalamony di bek kanan dan kiri.
Nah, setiap N'Diaye absen, arsitek yang karib disapa RD ini mempercayakan Marckho Merauje untuk menutup lubang di benteng pertahanan. Secara kelincahan, tidak ada yang berbeda antara N'Diaye dan Marckho.
Begitu juga saat membaca permainan. Hanya, tidak bisa dipungkiri perbedaan postur tubuh membuat kontribusi kedua pemain berbeda saat terjadi set pieces. N'Diaye yang lebih jangkung dengan tinggi 185 cm akan memudahkan saat sambut bola-bola free kick. Bandingkan dengan Marckho yang memiliki tinggi rata-rata orang Indonesia.