Ssttt... Jangan Sampai Hamil Dahulu, Coba Cek di Sini
jpnn.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkenalkan situs www.siapnikah.org. Situs itu merupakan hasil kerja bareng BKKBN dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selanjutnya, BKKBN menggandeng Rumah Perubahan yang didirikan Prof. Rhenald Kasali, PhD. Institusi yang kini dipimpin dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) itu ingin memastikan setiap pasangan yang hendak berumah tangga benar-benar siap.
Menurut Hasto, ada 10 dimensi kesiapan berkeluarga yang harus menjadi perhatian calon pasangan. Di antaranya adalah kesiapan usia, fisik, mental, finansial, moral, emosi, sosial, interpersonal, keterampilan hidup, dan intelektual.
"Itulah kunci terbentuknya keluarga berkualitas," ujarnya dalam webinar peluncuran www.siapnikah.org, Senin (4/5). "Termasuk belajar parenting atau pengasuhan anak.”
Hasto menambahkan, usia siap nikah bagi laki-laki setidaknya 25 tahun, sedangkan perempuan 21 tahun. Namun, data BKKBN menunjukkan angka kehamilan dan melahirkan pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih tinggi, yakni 36 dari 1.000 kelahiran.
"Hamil dan melahirkan di usia remaja lebih berisiko secara kesehatan maupun mental," ucap Hasto.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang pernah menjadi bupati Kulonprogo itu menambahkan, satu hal yang menjadi perhatian serius BKKBN adalah risiko di masa pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Dengan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WfH) pada masa pandemi virus corona, bisa jadi interaksi pasangan suami istri menjadi lebih intens.
"Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya," jelasnya.