Standar Pengamanan Hotel Bintang Lima di India
Rusuh, Tetap Bebas Keluar Masuk Lobi SheratonSabtu, 29 November 2008 – 11:18 WIB
Suatu malam saya ingin makan malam makanan khas India yang amat terkenal di New Delhi. Yakni, di Hotel Sheraton Delhi. Tapi, kami tidak sempat reservasi sehingga harus antre dua jam. Kami menunggu di lobi hotel itu sambil melihat-lihat keunikan hotel tersebut. Di tempat itu, dengan begitu banyak orang asing yang makan, juga tidak ada pengamanan sedikit pun. Semua bebas keluar masuk seperti sedang berada di negara yang sangat aman. Padahal, hari itu di wilayah Kashmir terjadi ''perang''. Bandara saja terpaksa ditutup. Ketegangan antara penganut Hindu dan Islam memuncak. Tapi, di tempat-tempat umum di New Delhi tidak terlihat ada pengamanan.
Di Ahmadabad, Gujarat, juga sama. Tidak terlihat ada pengamanan khusus. Padahal, baru seminggu sebelumnya sebuah pura terkenal di situ diledakkan. Seminggu setelah ledakan itu saya berkunjung ke pura tersebut. Suasananya sangat lengang karena masih berduka. Selama saya di India 10 hari, selalu saya baca adanya ledakan di berbagai wilayah. Ada kerusuhan Islam dengan Hindu. Ada juga antara Hindu dan Kristen. Juga Hindu dengan Buddha. Tapi, tempat-tempat umum tidak melakukan pengamanan khusus.
Memang, dulu ketika pertama-tama ada hotel dipasangi pintu detektor rasanya mengganggu. Juga ada kesan tampaknya negara ini tidak aman. Perasaan yang sama saya alami ketika berkunjung ke Kairo beberapa tahun lalu. Waktu itu belum terjadi pengeboman World Trade Centre, New York. Belum terjadi perang Iraq dan Afghanistan. Suasana masih damai. Tapi, ketika saya tiba di hotel bintang lima di Kairo, saya harus melewati pintu detektor, seperti yang kini dilakukan di Indonesia.