Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Starbuck Sunyi

Oleh Dahlan Iskan

Sabtu, 06 Juli 2019 – 13:01 WIB
Starbuck Sunyi - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Kota Starbuck. Foto: disway.id

Namanya: Louann Truesdale. Alumnus Washington State University di Pullman. Jurusan pendidikan.

Murid sekolah ini memang hanya 24 orang. Termasuk TK sampai kelas 8. Gurunya 3 orang. Ditambah satu kepala sekolah dan satu sopir bus. Sopir bus itu pun merangkap tukang potong rumput dan bersih-bersih.

Kepala sekolah itu pun merangkap apa saja: menyiapkan makan siang murid, mengajar, membuat peraga dan membenahi yang tidak rapi.

Begitu sedikit muridnya. Kalau satu tingkat harus satu kelas gurunya tidak cukup. Ruangannya juga mubazir.

Starbuck Sunyi

Maka satu ruang pun diisi 8 murid yang beda-beda kelasnya. Murid kelas 6-7-8 jadi satu ruangan. Kelas 3-4-5 satu ruang. Kelas 1-2 satu ruangan. TK dan playgroup satu ruangan.

Kota Starbuck ini penduduknya memang hanya 300 orang. Dipimpin seorang wali kota dan dewan kota.

Saya sendiri tidak menyangka akan lewat kota kecil ini. Dalam perjalanan darat dari Kota Lewiston di Idaho ke Seattle di negara bagian Washington.

Ada papan nama kecil yang tiba-tiba mencuri mata saya: Welcome to Starbuck. Saya tidak pernah mendengar Starbucks Coffee lahir dari kota kecil ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close