Startup Ini Berhasil Menghubungkan Nelayan Kecil ke Pasar Global, Ada Local Heroes
jpnn.com - Masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih mengonsumsi daging daripada ikan. Salah satu penyebabnya adalah masalah infrastruktur perikanan yang kurang memadai.
"Rantai pasok perikanan di Indonesia terlalu panjang dan tidak efisien sehingga kualitas ikan menjadi kurang baik, sedangkan ikan yang segar harganya mahal," kata Utari Octavianty, Co-Founder & Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna Indonesia, dalam keterangannya, Sabtu (20/8).
Kondisi ini yang membuat Aruna hadir di tengah industri perikanan guna meringkas seluruh rantai pasok perikanan Indonesia agar lebih efektif dan efisien dengan membangun e-commerce perikanan.
Aruna menganalisis dan merapikan ekosistem kelautan dan perikanan Indonesia mulai dari hulu hingga hilir.
"Kami berkomitmen untuk menyajikan produk tangkapan laut Indonesia yang berkualitas, berdaya saing global dan berkelanjutan," ujar Utari.
Aruna kini memiliki peran strategis salah satunya sebagai supply chain aggregator perikanan dan menghubungkan langsung nelayan skala kecil ke pasar global dengan bantuan teknologi yang dikembangkan.
"Semangat kami menjadikan laut sebagai sumber mata pencaharian yang lebih baik bagi banyak orang membuat Aruna semakin dikenal dunia," tambah Utari.
Perusahaan startup yang didirikan tiga alumni Universitas Telkom Bandung sejak enam tahun lalu itu telah menyiapkan proses demi proses dan strategi demi strategi agar bisa terus melakukan inovasi di setiap lini bisnisnya.