Status Merapi Masih Waspada, Dirjen Udara Minta Tetap Siaga
jpnn.com, JAKARTA - Letusan Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terjadi hari Jumat (1/6) pagi ternyata berdampak pada operasional bandara-bandara yang berada di dekatnya.
Yaitu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang dan Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo.
Dari rekap laporan penerbangan (AIREP) di wilayah tersebut dan Citra Satelit Cuaca Himawari pada pukul 15.00 WIB, teridentifikasi sebaran abu vulkanik bergerak ke arah utara dengan kecepatan angin 10 knots, ke timur dengan kecepatan angin 5 knots, ke selatan dengan kecepatan angin 15 knots, dan ke barat daya. Perkiraan ketinggian abu vulkanik mencapai FL380.
Sedangkan dari observasi di darat (ground observation) pukul 15.10 WIB, dilaporkan ada sebaran abu vulkanik di dua bandara tersebut.
"AirNav yang melakukan paper test airside juga menyatakan kedua bandara positif mengandung debu vulkanik dan berpotensi mempengaruhi keselamatan operasional penerbangan. Akibatnya, dilakukan buka tutup di dua bandara tersebut untuk keselamatan penerbangan," ujar Dirjen Perhubungan Udara Agus.
Menurutnya, keselamatan penerbangan tidak boleh ditawar-tawar. Kalau ada hal-hal yang meragukan, operasional penerbangan harus ditunda atau dihentikan.
"Sebenarnya ada tiga bandara di sekitar Gunung Merapi, yaitu dua bandara tersebut dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Untuk saat ini yang terdampak bandara di Solo dan Semarang karena arah anginnya ke sana. Namun karena status Gunung Merapi masih waspada dan ada kemungkinan erupsi lagi, bukan tidak mungkin nantinya bandara di Jogja akan terdampak juga," jelas dia.
Untuk itu, sambung Agus, semua personil dari stakeholder penerbangan di daerah tersebut harus terus waspada memantau keadaan terkini dan bekerjasama melakukan hal yang tepat dan terbaik.(chi/jpnn)