Stok Pangan di Era Jokowi Tetap Terkendali
jpnn.com, JAKARTA - Kondisi perberasan nasional selama era pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai telah cukup baik perkembangan setiap tahunnya. Bahkan, pada tahun lalu setelah dilakukan sistem perhitungan stok beras oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata Indonesia surplus 2,85 juta ton beras.
Hal tersebut disampaikan politisi PDIP I Made Urip membantah tudingan hasil temuan perhitungan yang menyebutkan bahwa pangan Indonesia memburuk selama masa Presiden Joko Widodo.
Perhitungan itu berdasarkan data yang disusun selama periode 2015-2018 dan indek produk domestik bruto (PDB) tanaman pangan. "Jadi dari (data) itu saja sudah dapat dikategorikan kalau beras kita baik ketersediaannya. Cukup aman untuk kebutuhan masyarakat," ujar politisi PDIP I Made Urip, Kamis (9/5).
Selain itu, Urip menuturkan, perlu ditelaah soal tingkat produksi, ketersediaan dan kebutuhan beras oleh masyarakat. "Ternyata kan dari data BPS bahwa produksi, stok dan kebutuhan beras masyarakat, di gudang Bulog itu tahun 2018 masih tersimpan 10 juta ton," ucap Urip.
Bantahan lain Urip terhadap temuan yang menganggap bahwa Indonesia krisis beras dan pangan adalah, tahun 2016 dan 2017 tidak dilakukan kebijakan impor.
Impor yang terjadi pada kedua periode itu, Urip mengatakan, merupakan sisa kebijakan di pemerintahan sebelum Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya mengenai PDB tanaman pangan, Urip menjelaskan, yang perlu jadi catatan adalah ternyata tetap terjadi peningkatan meskipun agak lambat.
Kendati begitu, Urip mengajak agar penilaian temuan juga mengacu dengan kontribusi ekspor tanaman pangan yang cukup baik ke perekonomian nasional serta stabilitas inflasi.