Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Strategi Kementan Mengelola Lahan Rawa Progam Serasi

Senin, 03 Juni 2019 – 07:50 WIB
Strategi Kementan Mengelola Lahan Rawa Progam Serasi - JPNN.COM
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy (batik). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Progam Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) memiliki potensi yang sangat besar. Namun, lahan rawa memerlukan penanganan khusus sebelum dijadikan areal persawahan.

Selain menyiapkan alat mesin pertanian (Alsintan), Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerapkan teknologi khusus untuk mengatasi sejumlah tantangan seperti manajemen pengairan, teknologi olah lahan hingga, penyiapan varietas padi unggul untuk rawa.

"Lahan rawa sebenarnya punya kesuburan yang cukup baik. Namun ada beberapa permasalahan perlu diatasi. Di antaranya kondisi biofisik lahan seperti kemasaman tanah tinggi, dan kandungan besi umumnya tinggi. Lalu juga cekaman air seperti kekeringan dan genangan. Kondisi inilah yang harus ditangani agar produktivitas tanaman di lahan rawa lebih optimal dan produktif," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Selasa (28/5).

Upaya tersebut meliputi pengaturan tata air untuk mengatur tinggi muka air pada lahan budidaya. Terkait upaya pencucian terhadap lahan yang masam, dilakukan dengan mengalirkan air dari sungai induk ke lahan secara periodik dengan sistem polder dan kanal yang digerakkan oleh pompa kapasitas besar selain juga penggunaan Kapur Pertani.

Sarwo Edhy menjelaskan, lahan rawa didominasi oleh tanah masam (pH <4), sehingga tidak semua jenis tanaman pangan dapat tumbuh dengan baik di lahan tersebut.

Padi lokal misalnya, merupakan tanaman indegenious yang adaptif dan banyak ditanam petani di lahan rawa. Hampir 90 persen persawahan di lahan rawa ditanami padi lokal pada musim kemarau.

"Keunggulan padi lokal adalah adaptif terhadap kemasaman tanah, cekaman air, dan kandungan besi tinggi, memerlukan input produksi minim, pemeliharaan tidak intensif, rasa nasi pera disukai petani lokal dan harga jual cukup tinggi," jelas Sarwo Edhy.

Padi Lokal yang berkembang di lahan rawa memiliki beragam jenis nama, antara lain Bayar, Lemo, Pandak dan beragam jenis Siam.

Progam Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) memiliki potensi yang sangat besar. Namun, lahan rawa memerlukan penanganan khusus sebelum dijadikan areal persawahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

TAGS   Kementan