Strok Juga Mengancam Generasi Milenial
jpnn.com - Strok sering dikaitkan dengan usia tua. Namun semakin ke sini, fakta lapangan menunjukkan bahwa penyakit tersebut juga mengancam generasi milenial (kelahiran 1981-1996). Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan karena bisa dialami pada usia produktif.
Strok terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak mengalami sumbatan (stroke iskemik) atau pecah (stroke hemoragik), yang akhirnya menyebabkan kematian sel-sel pada bagian otak yang tidak mendapatkan oksigen atau nutrisi tersebut. Ketika sel dari bagian otak tertentu mati, bagian otak tersebut tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Gangguan fungsi tubuh yang timbul dapat bermacam-macam, bergantung dari daerah otak yang mati. Gangguan tersebut bisa mencakup gangguan berjalan, keseimbangan, refleks, koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)tahun 2012, strok merupakan penyebab kematian utama di dunia dan penyebab ketiga dari disabilitas.
Sementara itu, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 11 dari 1.000 orang di Indonesia menderita strok. Angka tersebut mengalami peningkatan dari Riskesdas pada 2013, yaitu hanya tujuh dari 1.000 orang.
Mengapa generasi milenial rentan terhadap strok?
Penyakit strok biasanya diderita oleh kelompok lansia, yaitu kelompok usia 65 tahun ke atas. Akan tetapi, generasi milenial yang lebih muda juga menunjukkan kerentanan terhadap strok.
Strok pada usia lebih muda diduga disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, yang pada akhirnya meningkatkan risiko strok.