Stroke Pendarahan Makin Ngetren
Rabu, 29 Oktober 2014 – 22:41 WIB
STROKE dibagi menjadi dua. Yaitu, stroke penyumbatan dan stroke pendarahan. Sebelumnya, yang sering terjadi adalah kasus stroke penyumbatan. Biasanya stroke itu menjadi komplikasi penyakit diabetes atau hipertensi. Namun, makin lama, kasus stroke pendarahan menunjukkan peningkatan pesat.
Meski begitu, kondisi pasien stroke pendarahan yang mendatangi tenaga medis biasanya lebih parah daripada stroke penyumbatan. Banyak pasien yang datang dalam keadaan koma seperti kasus Christine Wiguna. Di sisi lain, Asra menilai peningkatan kasus itu terdeteksi karena semakin canggihnya teknologi diagnostik. Mulai magnetic resonance angiogram (MRA), computed tomographic angiography (CTA), hingga katerisasi otak yang bisa diakses dengan mudah di kota-kota besar seperti Surabaya.
Menurut Asra, kasus stroke pendarahan biasanya mempunyai pola. Untuk orang yang usianya matang (45 tahun ke atas), biasanya stroke pendarahan terjadi karena hipertensi. Pembuluh darah terkikis sehingga menjadi tipis seiring tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Lalu bocor dan pecah. Namun, stroke pendarahan pada anak muda biasa terjadi karena kelainan pembuluh darah. Dua kelainan yang paling sering adalah aneurisma dan arteriovenous malformation (AVM).