Strong Voters Jokowi Belum Aman
Lebih lanjut Herman menjelaskan, tren strong voters Jokowi – Kiai Ma’ruf dari September 2018 – Januari 2019 hanya mengalami sedikit kenaikan yakni 48,2 persen menjadi 48,8 persen. Pun demikian dengan pasangan Prabowo – Sandi, mengalami sedikit kenaikan dari 26,8 persen menjadi 27,3 persen.
Dalam survei ditemukan bahwa 13,0 persen responden yang menyatakan cukup besar kemungkian mengubah pilihan. Dari jumlah itu, 40,4 persen di antaranya menyatakan akan mengubah piihan jika ada calon yang menawarkan program yang lebih baik. Kemudian 10,3 persen akan mengubah pilihan jika ada calon yang terkena masalah hukum.
Sedangkan 6,6 persen menyatakan kemungkinan mengubah pilihan ika ada calon yang melalukan serangan fajar. Sedangkan 5,1 persen menyaakna jika ada calon yang turun langsung ke desa atau kelurahannya, 2,9 persen beralasan jika organisasi yang diikuti nya merekomendasikan calon lain.
Sebanyak 2,2 persen menyatakan berubah jika ada tokoh yang mengajak untuk memilih calon lain. Sedangkan alasan lainnya sebesar 5,9 persen.Yang tidak tahu atau tak menjawab 26,5 persen.
Dari 87,8 persen responden yang menyatakan memilih presiden, 21,1 persen di antaranya memberikan pilihan dengan alasan utama karena sudah terbukti kinerja atau prestasi sang calon. Sedangkan 14,5 persen memilih dengan alasan sang calon membawa harapan baru. Sebanyak 12,7 persen responden memilih dengan alasan orangya sederhana dan merakyat. Yang memilih dengan alasan suka kepribadian calon 6,1 persen, menyukai program yang ditawarkan 3,1 persen.
Sedangkan yang memilih paslon dengan alasan utama karena sudah terbukti kinerja atau prestasinya, Jokowi – Kiai Ma’ruf Amin meraih 31,7 persen, sedangkan Prabowo – Sandi 2,4 persen. Kendati demikian Prabowo - Sandi unggul pada alasan membawa harapan baru yakni 36,7 persen. Sedangkan Jokowi – Kiai Ma’ruf hanya 1,0 persen.(boy/jpnn)