Stuber, Kisah Kocak Polisi dan Supir Uber Memburu Tedjo
jpnn.com - Genrenya memang action. Tapi, komedinya tak ketinggalan. Action-comedy itu membuat Stuber jadi tak membosankan. Film tersebut justru ringan meski sarat adegan laga.
Stu (Kumail Nanjiani), sopir Uber, tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam sehari. Dia tiba-tiba mendapat order dari polisi bernama Vic (Dave Bautista). Polisi kekar, namun geraknya agak lamban karena sudah berumur dan pernah cedera parah.
Kondisinya makin rumit karena mata Vic baru menjalani lasik. Jadi, pandangannya belum normal. Dia tak bisa menyetir sendiri sehingga harus menumpang Uber.
Mengantar penumpang seharusnya berakhir saat tiba di tempat tujuan. Syukur-syukur dapat bintang lima. ''Jangan lupa bintang limanya'' seolah jadi kalimat yang selalu diucapkan driver Uber macam Stu. Sayang, mendapat bintang lima dari Vic tidak semudah itu.
Vic justru menyeret Stu ke petualangan laga yang jauh dari image Stu. Driver yang polos dan cenderung linglung itu harus menyamakan frekuensi dengan Vic yang gahar dan haus beraksi melawan penjahat. Keduanya punya karakter yang sangat berbeda. Tapi, kombinasi ketidakcocokan tersebut justru menjadi kunci keberhasilan jalan cerita film yang juga dibintangi Iko Uwais itu.
BACA JUGA:
Selain aksi heroik dan kekonyolan, film tersebut menyajikan unsur drama keluarga. Yakni, bagaimana relasi Vic-Stu akhirnya berkembang dari sekadar sopir dan penumpang menjadi lebih dekat. Sebagai teman.
Buat penonton Indonesia, film itu makin menarik karena ada Iko. Dia menjadi villain utama. Yakni, sebagai Tedjo, bandar narkoba kelas kakap di Los Angeles.