Suara Gerindra Berpeluang Anjlok di Pilkada Serentak 2020
jpnn.com, JAKARTA - Suara Gerindra pada Pilkada serentak 2020 berpeluang anjlok. Terutama di daerah-daerah yang memenangkan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 lalu.
Analis politik Pangi Syarwi Chaniago memaparkan prediksinya didasari sejumlah hal. Antara lain, pemilih Gerindra pada Pemilu dan Pilpres 2019 merupakan antitesis Jokowi.
Sementara kenyataan yang mengemuka setelah Jokowi-Amin dilantik, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo malah masuk kabinet Indonesia Maju yang dibentuk presiden.
"Jadi, saya rasa Gerindra bisa tergerus elektabilitasnya, karena rata rata pendukung Gerindra kemarin adalah pemilih yang anti tesis Jokowi," ujar Pangi kepada jpnn.com, Sabtu (8/2).
Menurut direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini, dampak negatif bergabungnya kader Gerindra masuk ke koalisi pemerintah, banyak pemilih diperkirakan bergeser dan belajar meninggalkan Gerindra.
Terutama mereka yang memilih partai itu bukan karena program, ideologi atau platform, tetapi faktor ketidaksukaan pada Jokowi.
"Saya kira ini fakta dan realitas politik, kemenangan Gerindra kemarin hanya faktor keberuntungan orang ingin ganti presiden maka memilih Gerindra dan Prabowo, besok bakal beda lagi perilaku pemilih," katanya.
Meski demikian, Pangi menegaskan penilaiannya baru perkiraan. Bisa saja hasil pilkada nantinya berbanding terbalik dengan apa yang dikemukakan. Karena dalam pilkada, ada kecenderungan masyarakat memilih berdasarkan figur tokoh yang diusung.